Membangun hari esok yang lebih baik.
Tanjungpinang sore itu tampak mendung. Itu mulai gerimis secara bertahap. Ratusan kuburan di atas bukit di Taman Makam Taman Bahagia Sejahtera Tanjungpinang mulai basah begitu juga dengan dedaunan di sekitarnya.
Ada beberapa paket bunga yang dipasang di pagar untuk pengunjung makam, dan seorang anak kecil berdiri di belakang pagar menawarkan bunga.
Dia baru-baru ini berkomentar, sambil berdiri dan mendatangi kami, “Bunga bang, bunga bang.” Selain itu, kami membeli salah satu bunga ini.
Bukan tanpa sebab, Batamnews.co.id merangsek ke pemakaman tersebut. Jenazah Andy Liany dimakamkan di makam abadi di sebuah kuburan di Jalan Taman Bahagia Tanjungpinang. Dari Tanah Gurindam, seorang musisi bernama Andy terkenal di Kanada.
Suhar, penjaga makam, tiba beberapa saat kemudian. Dia juga tidak segan-segan mengantarkan kami ke tempat peristirahatan Andy Liany, yang lebih dikenal dengan nama Juli Hendriultimate.
Pemakaman Andy terletak di sebelah kanan kuburan. Di pintu masuk kiri makam, pintunya hampir berdampingan. Rumput hijau menutupi kuburan marmer hitam.
Berbeda dengan pemakaman lainnya, makam Andy memiliki dua nama. Ada dua, satu di dasar kuburan dan satu lagi di sisi tugu. Seperti musisi lainnya Andy memiliki dua nama.
Bagian atas kedua prasasti itu berbunyi: Juli Hendri Bin Saleh Rachim, lahir di Tanjungpinang 19 Juli 1964, meninggal di Jakarta 25 Juli 1995. Ungkapan Andy Liany The Best Selling Album “Sanggupkah” BASF Award muncul di bagian bawah.
Di artikel pertama, Andy akhirnya bertemu dengan Aswin Ratumbusang, seorang guru yang mengajarinya cara bernyanyi dengan indah. Dia berlatih selama setahun penuh, setelah putus sekolah kedokteran. Keputusannya untuk meninggalkan bangku kuliah merupakan bukti tekadnya untuk sukses sebagai artis terkenal.
Andy bertemu dengan sejumlah musisi berbeda saat belajar gaya menyanyi, antara lain Pay, Indra Qadarsih, Ronal, dan lain-lain. Dia kemudian mulai bermain di Jakarta Classic Rock Bar.
Suara Andy saat itu sangat menarik bagi saya sebagai seorang musisi. Mereka membuat strategi besar bersama teman-temannya untuk mengikuti Djarum Fiesta Music Contest 1987. Persaingan untuk semua band Indonesia adalah yang terbaik.
Andy mengikuti turnamen saat itu bersama Pay, Boni, dan Indra Q Kybor. Mereka menyebut diri mereka “Chivas Band”. Nama ini berasal dari salah satu nama minuman favorit Andy Liany.
Perlombaan di antara semua band Indonesia sedang berlangsung. The Trapessium Band, salah satu band paling elegan yang ditakuti, adalah rival terberat Chivas.
Chivas Band akhirnya berhasil masuk 10 band teratas, bergabung dengan Trapessium. Sepuluh band diminta untuk bertanding di final pada saat itu untuk menentukan siapa yang akan maju lebih dulu.
Akhir tahun 1993, Andy mulai mengerjakan album keduanya. “Between Us” adalah nama albumnya.
Kisah asmara misterius almarhum diungkap Antara Kita. Ia tidak bisa membuat album tanpa dipengaruhi pria yang bermukim di Jalan Sumatra di Tanjungpinang itu.
Sebagai album pertama, “Misteri” mengikuti kisah Andy yang melarikan diri dari dusun kecil kelahirannya, Tanjungpinang. Andy diam-diam mengungkapkan cintanya pada wanita yang akan dinikahinya dalam album Antara Kita.
Album ini lepas landas begitu cepat. Mirip dengan penjualan album debutnya, hampir.
Namun ada juga pembajakan pada rekaman yang menceritakan kisah kekasihnya. Di Indonesia, khususnya di timur, sekitar satu juta eksemplar dicuri.
Andy terpaksa mengecewakannya. Dia tidak bisa menahan tangis saat menyadari bahwa seseorang telah mengambil kendali atas album tersebut.
Ketika Anda kembali dari tur atau pertunjukan setelah mengetahui bahwa itu telah dibajak, almarhum menangis tersedu-sedu dan Anda bertanya-tanya mengapa hal itu dilakukan.
Saat itu, Andy sudah sukses; baik secara fisik maupun emosional, semua mimpinya menjadi kenyataan. Dia tetap mempertahankan dedikasinya untuk menjadi musisi dan seniman sejati.
Andy melanjutkan dengan album ketiganya, “Souvenir.” Sebelum ditinggalkan secara permanen, album ini baru setengah jalan dalam pengembangan.
Album baru “Cinderamata” dengan lima lagu lagi selesai sebelum akhir tahun 1994. Album tersebut berisi sejumlah lagu, termasuk “Aku vs Kamu”.
Di rumahnya di Jakarta malam itu, Andy sedang mengerjakan rekaman ketiganya. Lima temannya berasal dari Tanjungpinang, tempat kelahiran Andy.
Andy dan teman-temannya pergi berbelanja ayam kampung dan nasi malam itu juga. Padahal, Andy sempat berniat merayakan kemenangannya malam itu bersama teman-teman geng Tanjungpinang dan Potlot.
Oj menambahkan, “Orang mati juga menikmati memasak.”
saat Andy mengucapkan selamat tinggal pada Oj untuk terakhir kalinya. Dia memutuskan untuk meninggalkan kunci rumah kali ini dan meminta Oj untuk mengurusnya.
“Saat almarhum (Andy) menginstruksikan saya untuk menitipkan kunci, saya keluar rumah untuk berbelanja. Pulanglah segera setelah urusan di sana” Oj bercerita tentang pertemuan terakhirnya dengan kakak laki-lakinya.
Marni, pengurus rumah tangga, biasanya diberi kunci rumah oleh Andy. Meskipun demikian, dia memberi Oj waktu itu. Setelah itu, baik Oj maupun Andy mengunjungi musisi lain bersama teman-temannya.
Oj menerima telepon sekitar jam 11 menanyakan sesuatu. Sebuah suara memanggil Oj dari balik telepon, “Ini Juli keluarga Hendri, dia mengalami kecelakaan mobil.”